Monday, March 30, 2009
AL-IMAM AS-SUYUTI PUNGGAWA AL-QUR’AN ABAD KE-8
   
  Al-qur’an sebagai Kalamullah yang diturunkan kepada RasulNya menjadi pegangan hidup dunia dan akhirat, memiliki porsi perhatian yang sangat besar dari kalangan sahabat, tabi’in, dan ulama salaf terdahulu. Begitu besar perhatian ini sehingga pada zaman Rasul, beliau memerintahkan para sahabat untuk tidak menulis melainkan Al-qur’an. karena ditakutkan adanya percampuran antara teks al-qur’an dengan yg lainnya. Diantara para sahabat banyak yang hafal Al-qur’an diluar kepala. Setiap ada ayat baru turun, rasul langsung memerintahkan para sahabat untuk menulisnya di pelepah-pelepah kurma dan pepohonan. Ini karena minimnya sarana penulisan saat itu. 
  Begitulah perjalanan Al-qur’an dari generasi ke generasi. Sejak awal abad meninggalnya Rasul. Kemudian dilanjutkan oleh khulafa Ar-Rasidin dan para tabi’in dari abad ke abad hingga saat ini teks Al-qur’an tetap murni terjaga keabsahan dan validitasnya tanpa ada perubahan satu hurufpun


  Tumbuh suburnya karya-karya ulama salaf terdahulu dari abad ke abad mengenai Al-qur’an dan ilmunya menjadi salah satu bukti besarnya pertahatian terhadap ilmu Al-quran. Hingga pada abad ke-8 H lahirlah salah satu punggawa ternama Al-qur’an yang telah banyak menelurkan karya besar dalam ilmu al-qur’an. Beliaulah yang biasa kita kenal saat ini dengan sebutan Al-Imam As-Suyuti.
 

TUMBUHNYA AL-IMAM AS-SUYUTI  

 Belilaulah Jalaluddin Abdurrahman Ibnu Kamal Abu Bakr Muhammad Ibnu Sabiq Al-Din Ibnu Al-Fahkr Utsman bin Fakhiruddin bin Muhammad bin Saifuddin khadar bin Najmuddin bin sholah Ayyub Ibnu Nasiruddin Muhammad Ibnu Syeihk Hammahuddin Al-Hamam Al-Khadiry Al-Asyud.

  Beliau lahir setelah shalat magrib,malam ahad pertengahan bulan rajab tahun 849 H. Beliau berafiliasi bersama keluarganya di kota Asyud sejak beberapa generasi sebelumnya, dan diperkirakan asal asli keluarga beliau dari Masriq.
  Al-Iman As-Suyuti tumbuh besar di lingkungan keluarga yang berpendidikan, dan terkenal berilmu. Ayah beliau meninggal saat beliau berusia 5 tahun. Sejak itu pula beliau mulai menghafal Al-qur’an dan hadist. Kemudian dilanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama. Mulai kecil telah tampak pada diri beliau kecerdasan dan intelegensi yang sangat luar biasa. Sebagaimana beliau berkata tentang riwayat hidupnya:
  “Aku hidup sebagai seorang yatim, aku hafal al-qur’an saat umurku kurang dari delapan tahun, kemudian aku mengahafal kitab “al-umdah” dan “minhaju al-fiqh dan ushul” dan “Alfiyah Ibn Malik”.

 Semua ini selain suatu anugerah Allah yang maha kuasa, faktor keluarga juga sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian As-Suyuti sehingga bisa menjadi ulama yang menguasai banyak cabang ilmu agama. Diketahui bahwa ayah beliau adalah salah satu ulama terkemuka saat itu yang menguasai ilmu-ilmu agama bahkan sempat menjabat sebagai mufti untuk daerah Asyud. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa sejak kecil beliau tumbuh dalam lingkungan ilmiah. Yang menjunjung tinggi akan arti pentingnya ilmu.


AKHLAQ DAN KEPRIBADIANNYA

 Tidaklah As-Suyuti terkenal hanya dengan julukan sosok pribadi yang berilmu luas, sebagaimana teracatat dalam sejarah perjalan islam. Tetapi lebih dari itu beliau dikenal memiliki akhlaf dan sifat terpuji yang menjadikannya memiliki kedudukan yang mulia dihadapan tuhan dan manusia.  


KARYA-KARYA AL-IMAM AS-SUYUTI
   
 As-Suyuti adalah salah satu ulama yang sangat produktif dalam menghasilkan karya. Hasil pemikiran beliau begitu melimpah hingga mencapai 792 buku. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh penulis buku”al-matoli as-saidah fi syarhi al-faridah”. Bukan hanya dalam bidang Al-qur’an tetapi dalam bidang lain seperti: fiqh, balaghah, sejarah, tasawwuf, kedokteran, juga ilmu logika. Dibawah ini disebutkan beberapa karya-karya beliau yang termashur 
   
Bidang tafsir dan ilmu al-qur’an:
  -al-itqhan fi ulum al-qur’an
  -tafsir jalalain
  -tabaqot al-mufassirin
  -lubbabu an-nuqul fi asbabi an-nuzul
  Bidang hadist:
  -tanwir al-hawaik fi syarhi muwatta al-imam malik
  -al-jami al-kabir
  -al-jami as-shagir
   
 Itulah beberapa sampel buku karya beliau yang hingga kini tetap dibaca dan berguna bagi umat muslim khususnya. Beliau telah meninggalkan warisan yang luar biasa yang tidak bisa dinilai dengan materi. Memberikan dampak signifikan guna penyebaran dan kejayaan islam. 

WAFATNYA AS-SUYUTI
   
 Beliau wafat malam jum’at 13 umadil la 911 H. Setelah 7 hari tidur diperbaringan karena ditimpa penyakit tumor yang sangat ganas di lengan sebelah kiri. sehingga genaplah usia beliau 61 tahun saat meninggalkan dunia fana ini. Lalu beliau di makamkan di sebelah makan ayahnya di “hush kusun”.

   

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 9:04 AM   0 comments
Imam Mohammad Abduh Dan Pembaharuan
Riwayat hidup

Muhammad Abduh lahir pada tahun 1266.H atau 1849.M disebuah distrik bernama Sibsyir kota Mahallah Nasr dari profinsi Bakhirhah, Mesir. Tumbuh ditengah keluarga berperekonomian menengah yang berprofesi sebagai petani. Beliau belajar Al-quran di rumah ayahnya saat beliau berusia10 tahun. Dan selesai menghafalnya setelah dua tahun. Kemudian ayahnya mengutus beliu ke profinsi thanta guna memperbaiki bacaan tajwid disebuah sekolah al-quran bernama Al-Jamie Al-Ahmadi.

Diusianya yang masih remaja Muhammad Abduh dikenal sebagai anak yang tekun dan semangat dalam menuntut ilmu. Hal ini terlihat dari hasil gemilang yang kerap diperoleh. Kemudian beliau pindah ke Universitas Al-Azhar pada pertengahan syawal 1282.H atau 1862.M guna melanjutkan jenjang pendidikan. Beliau slalu konsisten dan istiqomah menuntut ilmu dari guru-gurunya (suyukh). Hingga ia bertemu dengan syekh Syaid Jamaluddin Al-Afghani pada bulan muharram 1287.H. yang darinya beliau banyak belajar berbagai macam ilmu.


Diantaranya:ilmu riyadi, filsafat, dan ilmu kalam. Keterikatan beliau dan Jamaluddin Al-Afghani sangatlah erat. Sehingga dalam waktu singkat dampak pemikiran Jamaladdin Al-Afghani tampak jelas pada diri Muhammad Abduh. Banyak buku yang telah dibaca dan dikuasai. Kemudian beliau mulai menulis dan menerbitkan buku. Beliau banyak menulis dalam ilmu mantiq dan ilmu kalam. Ulasan dan pembahasan sangat yang sistematis. Sampai-sampai beberapa mahasiswa memujinya dangan ungkapan: "tak pernah sebelumnya aku membaca yang sehebat ini". Sejak itu beliau mulai terkenal. Terlebih setelah beliau mendapatkan "Sahadah Alamiyah" dari Al-Azhar Univesity pada tahun 1294 H atau 1877 M. Selanjutnya beliu mengajar dibeberapa sekolah.

Pada tahun 1300 H atau 1882 M beliau dideportasi karena dianggap terlibat dalam revolusi arab. Kemudian beliau berdiam di Syam. Ditengah masa pengasingannya beliau sempat tinggal di Paris selama sepuluh bulan hingga menerbitkan sebuah jurnal urwatul wusqa bersama guru beliau Jamaluddin Al-Afghani.

Beliau kembali ke Mesir pada tahun 1307 H atau 1889 M dan diangkat menjadi anggota Majlis Idaroh Al-Azhar. Kemudian mendapat kedudukan sebagai Mufti Mesir pada tahun 1317 H atau 1899 M.  



Metode Muhammad Abduh dalam pembaharuan

Dalam melakukan perbaikan Muhammad Abduh memandang bahwa suatu perbaikan tidaklah selamanya datang melalui revolusi yang ditempuh dengan waktu singkat. Seperti halnya perubahan sesuatu secara cepat dan drastis. Akan tetapi juga dilakukan melalui perbaikan metode pemikiran pada umat. yang dalam hal ini adalah umat islam. Melalui pendidikan, pembelajaran, perbaikan akhlaq, dan dengan pembentukan masyarakat yang berbudaya dan berfikir yang bisa melakukan pembaharuan dalam agamanya. Sehingga dengannya akan tercipta rasa aman dan keteguhan dalam menjalankan agama islam. Muhammad Abduh menilai bahwa cara ini akan membutuhkan waktu lebih panjang dan lebih rumit. Akan tetapi memberikan dampak perbaikan yang lebih besar dibanding melalui politik dan perubahan secara besar-besaran dalam mewujudkan suatu kebangkitan dan kemajuan. Sebagaimana telah didefinisikan bahwa pembaharuan(tajdid) adalah kebangkitan dan penghidupan kembali dalam bidang keilmuan islam dan aplikasi sebagaimana pada zaman Rasullullah dan para sahabat. Yang selama ini sempat hilang, terlupakan, bahkan terhapus dari tubuh umat islam. 

Sebagaimana telah diungkapkan oleh Muhammad Abduh bahwa metodenya dalam perbaikan adalah jalan tengah(al-man’haj al-wusto). Dalam hal ini beliau membagi umat islam kepada 2 bagian yaitu:

1.mereka yang condong kepada ilmu-ilmu agama dan apa yang berhubungan dengan itu semua. Mereka itu yang biasa disebut al-muqallid.

2.mereka yang condong pada ilmu-ilmu dunia. Yang silau dan kagum akan barat serta berbagai disiplin ilmu yang dimiliki, dan kemajuannya dalam bidang materi.

Metode dalam pembaharuan yang digunakan oleh Muhammad Abduh adalah mengambil jalan tengah antara kedua kelompok diatas. Menyeimbangkan antara kedua jalan tersebut. Yaitu antara kelompok yang berpegang teguh pada kejumudan taqlid dan mereka yang berlebihan dalam mengikuti barat. baik itu pada budaya dan disiplin ilmu yang mereka miliki. Sebagaimana yang diungkapan oleh Muhammad Abduh dalam metode pembaharuannya: “sesungguhnya aku menyeru kepada kebebasan berfikir dari ikatan belenggu taqlid dan memahami agama sebagaimana salaful ummat terdahulu”. Yang dimaksud dengan salaful umat di sini adalah kembali kepada sumber-sumber yang asli yaitu al-qur’an dan al-hadist sebagaimana yang dipraktikkan oleh para salafus shaleh terdahulu.


Sumbangsih Moh.Abduh terhadap pemikiran islam kontemporer

Mohammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam pemikiran islam. Ide-idenya yang cemerlang, meninggalkan dampak sumbangsih yang besar dalam tubuh pemikiran umat islam. Beliaulah pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya kepada manusia. Walau guru beliau Jamal Al-Afghani adalah sebagai orang pertama yang mengobarkan percikan pemikiran dalam jiwanya, akan tetapi Imam Muhammad Abduh sebagai mana diungkapkan Doktor.Mohammad Imarah, "adalah seorang arsitek terbesar dalam gerakan pembaharuan dan reformasi atau sekolah pemikiran modern. Melebihi guru beliu Jamaluddin Al-Afghani".

Muhammad Abduh memiliki andil besar dalam perbaikan dan pembaharuan pemikiran islam kontemporer. Telah banyak pembaharuan yang beliau lakukan diantaranya:

1.Reformasi pendidikan
Mohammad Abduh memulai perbaikannya melalui pendidikan. Menjadikan pendidikan sebagai sektor utama guna menyelamatkan masyarakat mesir. menjadikan perbaikan sistem pendidikan sebagai asas dalam mencetak muslim yang shaleh.

2.mendirikan lembaga dan yayasan sosial.

Sepak terjang dalam perbaikan yang dilakukan Muhammad Abduh tidak hanya terbatas pada aspek pemerintahan saja seperti halnya perbaikan pendidikan dan Al-Azhar. Akan tetapi lebih dari itu hingga mendirikan beberapa lembaga-lembaga sosial. Diantaranya: Jami’ah khairiyah islamiyah, Jami’ah Ihya al-Ulum Al-Arabiyah, dan juga Jami’ah At-Taqorrub Baina Al-Adyan.

3.mendirikan sekolah pemikiran.
Muhammad Abduh adalah orang pertama yang mendirikan sekolah pemikiran kontemporer. Yang memiliki dampak besar dalam pembaharuan pemikiran islam dan kebangkitan akal umat muslim dalam menghadapi musuh-musuh islam yang sedang dengan gencar menyerang umat muslim saat ini.

Wafatnya Muhammad Abduh
Beliau wafat pada tanggal 11 juli 1905 di Alexandria. Setelah banyak mewarisi peninggalan berharga bagi generasi selanjutnya. Pembaharuan dalam pemikiran keislaman serta perbaikan dibidang politik dan ekonomi.
 
 

Read more ....
posted by Hidayatullah Ahmad Jazri @ 8:21 AM   1 comments
DAKWAH ALA SANTRI

Previous Post
Archives
SHOUT BOX